Oleh: Ustadz Bachtiar Nasir
Saya ingin sedikit cerita dan menyampaikan kesan saya setelah berjumpa dengan Wael Dahdouh; Jurnalis Aljazeera yang saya kenal dengan statemennya ‘ma’alesy’ (it’s ok) sebagai ungkapan pasrah setelah isteri dan anaknya telah syahid akibat bom zionis Israhell.
Allah memilih Wael Dahdoh dan memuliakannya dengan kesyahidan orang yang dicintainya karena jiwa jurnalismenya sangat mulia, berulang-ulang beliau mengatakan bahwa tugas jurnalistik bukan pegawai, tugas jurnalistik adalah tugas penyampai dan penyambung Risalah, iya ada Risalah Haq yang harus disampaikan dengan segala resikonya yang harus dihadapi, profesionalisme hanya menjadi penyempurna tugas utama sebagai penyampai Risalah, mngkin karena itulah akhirnya Wael menjadi target utama agen mossad dan tentara IDF, Wael disejajarkan dengan para ulama, pemimpin tertinggi politik dan pemimpin tertinggi militer di Gaza, pemerintah Qatar pun menempatkannya ditempat terhormat lewat media Aljazeera lembaga dimana Wael mendedikasikan tugas jurnalistiknya.
Saat saya berjumpa beliau, tangan kanan Wael masih menggunakan alat bantu untuk menggerakkan jari-jarinya akibat syaraf yang putus pada lengannya, dan dalam waktu dekat akan berobat ke Jerman.
Wael Al-Dahdouh, seorang jurnalis Palestina dan kepala biro Al Jazeera di Gaza, dikenal karena dedikasinya yang luar biasa dalam melaporkan konflik di wilayah tersebut. Dalam sebuah wawancara, Dahdouh menyatakan bahwa tugas jurnalistiknya bukanlah sekadar pekerjaan biasa, tetapi sebagai penyambung risalah kenabian. Ia merasa bahwa tanggung jawabnya untuk menyampaikan kebenaran dan situasi di Gaza kepada dunia adalah sebuah misi yang sangat penting dan mulia, mirip dengan tugas para nabi yang menyampaikan pesan kebenaran dan keadilan.
Dahdouh telah mengalami banyak tragedi pribadi akibat konflik ini, termasuk kehilangan istri, anak-anak, dan cucunya dalam serangan udara Israel pada Oktober 2023. Meskipun begitu, ia terus melanjutkan pekerjaannya, menyoroti ketidakadilan dan penderitaan warga sipil di Gaza. Dia percaya bahwa dunia harus melihat apa yang terjadi di Gaza dan memahami ketidakadilan yang dialami oleh orang-orang yang tidak bersalah.
Pandangan ini mencerminkan komitmennya yang mendalam terhadap profesinya sebagai jurnalis yang tidak hanya berfungsi sebagai pelapor, tetapi juga sebagai suara bagi mereka yang tertindas dan tidak terdengar. ***
Leave a Reply